Patahkan Stereotip, Milenial Ini Justru Bantu Keuangan Orang Tua

Patahkan Stereotip, Milenial Ini Justru Bantu Keuangan Orang Tua
Patahkan Stereotip, Milenial Ini Justru Bantu Keuangan Orang Tua

"Ini juga sangat sulit karena ibu saya benar-benar terikat secara emosional dengan rumah ini - jadi ia tidak ingin meninggalkannya," kata Darcy.

Patahkan Stereotip, Milenial Ini Justru Bantu Keuangan Orang Tua Photo: Orang tua Darcy punya hubungan yang tradisional, dan ibunya tak terlibat keuangan keluarga. (Pexels)

Stres akibat rumah

Menurut Yayasan Mercy, perempuan lajang paruh baya telah muncul sebagai kelompok orang dengan pertumbuhan tercepat yang mengalami tekanan perumahan dan tunawisma.

Banyak perempuan, seperti ibu Darcy, berhenti bekerja untuk memiliki keluarga, dan perempuan rata-rata pensiun dengan nominal tunjangan setengah dari pria.

"Ini ada hubungannya dengan kesenjangan yang berkaitan dengan gender dan peran yang mungkin dimiliki perempuan pada 1950-an dan 1960-an," kata Dr Maree Petersen dari University of Queensland, yang meneliti orang-orang paruh baya dan kemiskinan.

"Kebijakan dan praktik yang diberlakukan berkaitan dengan pekerjaan, di mana perempuan diharapkan meninggalkan pekerjaan mereka dan memiliki keluarga - masih ada warisan dari itu."

Terlepas dari kesenjangan uang pensiun, bagi mereka yang terus bekerja, seringkali mereka juga dibayar lebih rendah dari rekan-rekan pria mereka.

Perempuan baru menerima upah yang sama untuk pekerjaan dengan nilai yang sama dengan laki-laki pada tahun 1972, tetapi masih ada kesenjangan upah gender, dengan perempuan yang bekerja penuh waktu rata-rata berpenghasilan $ 240 (atau setara Rp 2,4 juta) lebih rendah per minggu dibandingkan laki-laki.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News