Paul Krugman, Peramal Krisis Menerima Nobel Ekonomi
Selasa, 14 Oktober 2008 – 09:25 WIB

Foto : AP
Beberapa tahun kemudian, pemikiran Krugman kembali menggegerkan. Dalam buku The Return of Depression Economics (1999), dia menulis, ''The world economy has turned out to be a much more dangerous place than we imagined.''
Dia memprediksi gelombang krisis ekonomi akan terjadi dan bermula di negara-negara pinggiran seperti Meksiko (1995), Asia Timur (1997-1998), Brazil dan Rusia (1999-2000), serta terus berlanjut mendekati episentrum ekonomi dunia, Amerika Serikat dan Eropa.
Buku itu sempat membuat Krugman dinilai banyak kalangan sebagai pakar yang berpandangan pesimistis. Namun, kondisi ekonomi sebulan terakhir membuat pelaku ekonomi kembali harus mengakui akurasi prediksi Krugman.
Sejak Juli 2007, pasar saham dunia bergejolak hebat akibat krisis kredit perumahan berisiko tinggi (subprime mortgage) di AS. Dan bulan-bulan ini, dunia disuguhi rangkaian keambrukan korporasi AS seperti Bear Stearns, Northern Rock, Fannie Mae, Freddie Mac, serta Lehman Brothers.
STOCKHOLM - Krisis ekonomi yang membuat negara-negara maju ''panas dingin'' mendorong panitia Nobel melirik Paul Krugman, 55. Profesor asal Princeton
BERITA TERKAIT
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- 2 Mei 1945 dan Kisah Muslim Pahlawan Pengibar Bendera Palu Arit