PBB Kecam Australia Atas Tingginya Jumlah Anak Aborigin di Penjara


Seorang pejabat PBB mengecam Australia atas tingginya jumlah anak Aborigin yang berada dalam penjara dan mengatakan Pemerintah Federal perlu menurunkan jumlah tersebut.
Anakl-anak muda Aborigin dan Torres Strait Islander tercatat 17 kali lebih mungkin untuk terlibat dalam sistem peradilan dibandingkan rekan mereka dari kelompok masyarakat lainnya.
Pelapor Khusus PBB Victoria Tauli-Corpuz menghabiskan dua minggu terakhir menyelidiki berbagai ketinggalan yang dialami penduduk pribumi.
Dia mengaku pertemuan dengan puluhan anak muda di Cleveland Youth Detention Centre, Townsville, merupakan "hal yang paling mengganggu yang pernah saya lihat".
"Saya sangat kaget dengan tindakan hukuman yang dijatuhkan, yang sangat mengurangi kemungkinan masa depan yang baik bagi anak-anak ini," kata Tauli-Corpuz setelah menyampaikan laporan awalnya.
"Kebanyak kejahatan yang mereka lakukan merupakan kejahatan kecil," katanya.
"Kebanyakan dari mereka berasal dari sistem perlindungan anak, yang berarti bahwa sistem perlindungan anak tidak berjalan secara efektif," tambahnya.
"Anak-anak tersebut tidak sepantasnya berada di pusat penahanan; sumber daya seharusnya lebih banyak disediakan untuk intervensi awal dan pencegahan," jelasnya.
Seorang pejabat PBB mengecam Australia atas tingginya jumlah anak Aborigin yang berada dalam penjara dan mengatakan Pemerintah Federal perlu menurunkan
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina