PBB Khawatir Melihat Cara Taliban Perlakukan Warga Afghanistan

PBB Khawatir Melihat Cara Taliban Perlakukan Warga Afghanistan
Orang-orang membawa bendera Afghanistan saat mereka mengambil bagian dalam protes anti-Taliban di Jalalabad, Afghanistan (18/8/2021) dalam tangkapan layar yang diambil dari sebuah video. Foto: ANTARA/Pajhwok Afghan News/Handout via REUTERS/pri

“Sungguh di sana banyak sekali intimidasi yang para jurnalis alami ketika mereka hanya berusaha melakukan pekerjaannya,” ujarnya.

Infeksi harian baru Singapura telah meningkat tajam baru-baru ini dan mencapai 450 kasus pada Kamis (9/9), setelah langkah-langkah penahanan dilonggarkan sebagai bagian dari pembukaan kembali bertahap setelah vaksinasi 80 persen dari populasinya.

"Peningkatan infeksi harian yang cepat dan eksponensial yang kita alami sekarang ini adalah apa yang harus dilalui oleh setiap negara yang ingin hidup dengan COVID-19 di beberapa titik," kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung dalam konferensi pers pada Jumat.

Untuk mendukung sistem perawatan kesehatan, Singapura akan membiarkan lebih banyak pasien yang divaksin pulih di rumah dan akan memulai program suntikan penguat (booster) vaksin untuk kelompok rentan.

Pihak berwenang juga telah memutuskan untuk mengurangi karantina dari 14 hari menjadi 10 hari untuk kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

Indikator utama dalam menentukan langkah pembukaan kembali adalah jumlah pasien di unit perawatan intensif (ICU) selama 2-4 minggu ke depan, kata Lawrence Wong, menteri keuangan dan ketua bersama gugus tugas virus corona.

Saat ini ada tujuh pasien ICU dan 300 tempat tidur yang tersedia, yang dapat ditingkatkan menjadi 1.000 tempat tidur.

Jika jumlahnya tetap dapat dikelola, negara akan melanjutkan rencana pembukaan kembali.

Kantor Hak Asasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan respon Taliban terhadap aksi damai di Afghanistan sangat parah

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News