PBHI Sebut Jokowi Konsisten Lakukan Kecurangan Pemilu untuk Gibran

PBHI Sebut Jokowi Konsisten Lakukan Kecurangan Pemilu untuk Gibran
Diskusi "Pemilu Curang Menyoal Netralitas Presiden hingga Laporan Kemhan ke Bawaslu" yang digelar PBHI di Tebet , Jakarta, Kamis (25/1). Foto: Fathan

jpnn.com, JAKARTA - Civil society menilai kecurangan Pemilu yang terjadi jelang Pilpres 2024 mayoritas menguntungkan pasangan calon nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Masyarakat sipil juga menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan konsistensinya melakukan kecurangan untuk melanggengkan Gibran.

Hal itu disampaikan sejumlah narasumber dalam diskusi "Pemilu Curang Menyoal Netralitas Presiden hingga Laporan Kemhan ke Bawaslu" yang digelar PBHI di Tebet , Jakarta, Kamis (25/1).

Hadir sebagai narasumber, yaitu Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie, Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, Peneliti BRIN Prof. Poltak Partogi Nainggolan, akademisi Bivitri Susanti, Gufron Mabruri dari Imparsial, dan Julius lbrani dari PBHI Nasional.

Julius Ibrani menyampaikan Presiden Jokowi menunjukkan konsistensinya ingin mencurangi pemilu dengan menyebutkan seorang presiden boleh berkampanye dan berpihak di Pilpres.

"Dia (Jokowi) konsisten mengurangi syarat di pemilu mulai dari pendaftaran sampai kampanye, seorang presiden. Baru kali ini dia menunjukkan dia bukan man of contradictions. Tetapi konsisten kecurangan syarat," kata Julius.

Menurut Julius, Jokowi tidak menjelaskan secara utuh mengenai seorang presiden boleh berkampanye atau berpihak. Sebab, dalam Undang-Undang Pemilu, seorang presiden harus mengajukan cuti untuk melakukan kegiatan tersebut.

"Kalau presiden lagi cuti, namanya presiden bukan? Bukan. Ketika SBY cuti jadi presiden, presiden defenitifnya siapa? Wakilnya. Ketika menlu dua hari cuti tugas luar negeri, kan, diganti, ada Plt-nya. Ketika Luhut Binsar Pandjaitan sakit di Singapura satu bulan, dia cuti, diganti," kata Julius.

Masyarakat sipil menganggap Presiden Jokowi menunjukkan konsistensinya melakukan kecurangan untuk melanggengkan Gibran di Pilpres 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News