PDIP Partai Doktrin, Tak Mungkin Usung Kutu Loncat jadi Cagub

PDIP Partai Doktrin, Tak Mungkin Usung Kutu Loncat jadi Cagub
Gubernur DKI Basuki T Purnama alias Ahok saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta dalam perkara suap rancangan praturan daerah tentang reklamasi. Foto: dokumen JPNN.Com

Andai  popularitas dan elektibilitas Ahok tak terbendung, maka bisa saja pada Pemilihan Presiden 2019 nanti muncul duet Jokowi-Ahok.

“Syukur-syukur konfigurasi capres dan cawapres Jokowi-Ahok pakai tandu PDIP. Kalau tidak, bagaimana logikanya nanti kalau Jokowi-Ahok memakai tandu parpol lain? Tentu tragis dan menyakitkan bagi PDIP," sebutnya.

Ketiga, alasan yang akan mendasari PDIP ogah mengusung Ahok adalah tingginya penolakan publik. Misalnya, di mana-mana tampak spanduk yang berisi penolakan atas calon incumbent itu.

Pangi juga menilai kinerja Ahok sebagai gubernur tak istimewa. Misalnya, penyerapan anggaran dalam APBD DKI malah rendah dan angka kemiskinan naik menjadi 15.630 orang.

"Ahok agal menyiapkan perumahan murah bagi warganya, kurang menunjukkan etika, moral dan berbicara kasar sesuka hati, pengusuran semena-mena namun mendukung reklamasi. Parpol selayaknya punya channel tinggi, lihai membaca sinyal penolakan tersebut," pungkasnya.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News