Pedagang Pasar Umum Negara Minta Pak Jokowi Tinjau Kembali Rencana Revitalisasi

Pedagang Pasar Umum Negara Minta Pak Jokowi Tinjau Kembali Rencana Revitalisasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JEMBRANA - Paguyuban Pedagang Sanji Mertha Pasar Negara meminta kepada Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, untuk meninjau kembali rencana Pembangunan Pasar Umum Negara,  di Jalan Ngurah Rai, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali.

Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Sanji Mertha Pasar Negara Gusti Putu Adnyana, revitalisasi Pasar Umum Negara akan berdampak mematikan perekonomian 900 pedagang yang selama ini menggantungkan hidupnya dari mata pencaharian berdagang di pasar tersebut.

“Kami memohon kepada Presiden Joko Widodo agar bisa membantu kami para pedagang, supaya aparatur Negara untuk mengkaji ulang dan menunda rencana revitalisasi. Karena sangat merugikan pedagang,” ujar Gusti Putu Adnyana, Kamis (6/7).

Oleh karena itu, Paguyuban  Pedagang Sanji Mertha Pasar Negara memohon kepada Bupati agar berkenan meninjau ulang rencana tersebut.

Penolakan tersebut karena beberapa alasan yang sangat merugikan pedagang. Salah satunya luas tempat jualan bangunan pasar baru yang akan dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana lebih kecil dari sebelumnya.

“Kami menolak adanya bangunan pasar tersebut karena Ukuran luas tempat jualan yang semula 3,5x4 M menjadi 2x3 M, dan pertokoan 54 meter persegi, menjadi kios kios 2x3 meter persegi, yang sangat merugikan pihak pedagang. Yang kami butuhan bukan pasar modern melainkan pasar tradisional semi grosir seperti yang telah ada sekarang ini,” paparnya.

Terlebih lagi, para pedagang tidak pernah dilibatkan dan tidak pernah diberikan ruang aspirasi dalam proses perencanaan bangunan pasar yang baru.

"Tiba tiba melalui surat Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan kabupaten Jembrana harus mengosongkan lokasi pasar. (Kios & Lapak) paling lambat 21 Juli 2023,” imbuhnya.

Revitalisasi Pasar Umum Negara akan berdampak mematikan perekonomian 900 pedagang yang selama ini menggantungkan hidupnya dari mata pencaharian berdagang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News