Pejabat Australia Tidak Boleh Memiliki Pin Perak Hadiah dari Presiden Jokowi, Kenapa Bisa?

Pejabat Australia Tidak Boleh Memiliki Pin Perak Hadiah dari Presiden Jokowi, Kenapa Bisa?
Presiden Indonesia Joko Widodo menghadiahkan peniti perak kepada wakil sekretaris kantor Perbendaharaan Negara (Treasury) Australia Luke Yeaman dalam acara G20 Summit di Bali tahun 2022, tapi pejabat itu tak bisa memilikinya. (Reuters)

"CFO menyetujui peniti itu untuk ditampilkan di area eksekutif," kata dokumen tersebut.

Tapi Luke diperbolehkan menyimpan hadiah berupa plakat kaca, tas kulit, pulpen, 'tag' koper, kipas angin dan beberapa tas kopi kecil dari delegasi Indonesia pada pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Bali.

Teladan dari pimpinan

Sekretaris Treasury Steven Kennedy tercatat menolak tujuh hadiah dan hanya menyimpan satu dalam tahun keuangan terakhir, dari Juli 2022 hingga Juli 2023.

Dia menyerahkan sebuah pulpen, buku catatan, dan kotak kayu dari Profesor Martin Richardson setelah ia memberikan kuliah di ANU.

"Barang-barang itu ditempatkan di lemari alat-alat tulis untuk digunakan oleh staf," catat dokumen itu.

Dia juga menyerahkan buku "Lessons From History", "Rise of the Extreme Right", "Black Belt", dan "Tax and Government in the 21st Century".

Semuanya disimpan di perpustakaan gedung Treasury.

Sebuah buku catatan dari mitra pengelola bersama dari pelobi Bespoke Approach, Andrew Butcher dan Ian Smith, disimpan di lemari alat tulis Treasury.

Pejabat dan karyawan departemen Treasury atau Perbendaharaan Negara di Australia wajib melaporkan hadiah-hadiah yang mereka terima

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News