Pejuang Konservasi Berbagi Cerita di TWA Batu Putih
Termasuk memamerkan hasil karya warga dari wilayah masing-masing seperti gantungan kunci, tenun, pahatan dan ukiran kayu.
"Kami membawa alat-alat musik dan patungan pahat," ujar Johanes Ohoiledyaan, petugas Balai Taman Nasional Wasur, Merauke, Papua.
Setiap perwakilan stan taman nasional melayani para pengunjung dan menjelaskan informasi seputar balainya masing-masing. Terutama mengenai keunggulan wisata alam dan budaya.
Pelajar dari sejumlah sekolah di Manado juga datang khusus mengikuti rangkaian acara HAKN ini.
Tampak para pelajar SD berebutan berfoto di stan taman nasional dari Papua dan Papua Barat.
"Kami mendapat pengetahuan baru tentang konservasi di stan-stan HAKN. Kami juga diajarkan cara menjaga lingkungan dan konservasi alam yang baik. Tidak buang sampah sembarangan dan lindungi satwa langka," kata Jelita salah satu pelajar SD swasta di Manado.
Kegiatan jambore dan HAKN ini berlangsung hangat dan kekeluargaan. Semua pejuang konservasi yang berbeda suku dan bahasa saling berkenalan, bernyanyi dan bersenda gurau bersama.
Sekitar 3000 orang berkumpul untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional di TWA Batu Putih.
- Menteri Siti: Perdagangan Karbon Diatur Demi Menjaga Kedaulatan Negara
- Sekjen KLHK Imbau Rimbawan IPB University Jadi Teladan Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Selamat, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari KLHK, Ini Daftar Namanya
- Local Hero Pertamina Group Boyong 8 Penghargaan KLHK di Ajang Festival PPKL 2024
- Hadiri Pertemuan di Kanada, Dirjen PSLB3 Rosa Tekankan Penanganan Pencemaran Lintas Batas Polusi Plastik
- Buka Festival Pengendalian Lingkungan 2024, Menteri Siti Singgung Penggabungan 2 Kementerian