Pejuang Konservasi Berbagi Cerita di TWA Batu Putih
Suasana kebersamaan itu juga terlihat ketika makan siang. Para peserta disediakan masakan dari ibu-ibu kampung TWA Batu Putih.
Dengan wadah besar, para ibu sigap membagi rata makanan di semua piring peserta yang mengantre rapi.
Makanannya sepotong ikan bakar, sambal dabu-dabu dan tumisan sayur kol. Sederhana, tapi ketika dimakan beramai-ramai terasa nikmat.
Apalagi lokasi kegiatan itu dikelilingi dengan pepohonan tinggi sehingga makan pun serasa menyatu dengan alam.
"Untuk menjaga konservasi alam dan lingkungan kita, kami juga tidak menggunakan bahan plastik. Jadi ini tidak ada botol plastik selama kegiatan ini. Semuanya pakai botol minum. Disediakan galon air untuk isi ulang botol minum," kata MC acara itu mengingatkan semua peserta untuk taat aturan.
Selain Jambore dan Pameran Konservasi Alam, pada peringatan HKAN 2018 ini juga dilaksanakan peluncuran Situs Web Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Indonesia, Talkshow Harmonisasi Alam dan Budaya, Coaching Clinic etika berkunjung di kawasan konservasi, Workshop mengenai Kewirausahaan dan kepemanduan wisata alam, penyelamatan satwa, fotografi dan jurnalistik alam, dan Membangun kemitraan konservasi dan pengelolaan kawasan konservasi.
Sekitar 3000 orang berkumpul untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional di TWA Batu Putih.
- Eks Kades di Riau Ditangkap KLHK Setelah Buron Selama 4 Bulan, Kasusnya Berat
- Atasi Berbagai Tantangan Isu-isu Keberlanjutan Fungsi Lingkungan, RPP jadi Terobosan & Inovasi KLHK
- Menteri LHK: Carbon Governance Kunci Regulasi Perdagangan Karbon
- Menteri Siti: Perdagangan Karbon Diatur Demi Menjaga Kedaulatan Negara
- Sekjen KLHK Imbau Rimbawan IPB University Jadi Teladan Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Selamat, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari KLHK, Ini Daftar Namanya