Pelaku Aborsi Bisa Dihukum 25 Tahun Penjara
jpnn.com, GUATEMALA CITY - Pelaku aborsi di Guatemala bisa dihukum penjara maksimal 25 tahun.
Hal itu menyusul langkah Kongres Guatemala pada Selasa (8/3) menyetujui undang-undang yang menjatuhkan hukuman aborsi maksimal 25 tahun penjara.
Kemudian, melarang pernikahan sesama jenis dan pengajaran keragaman seksual di sekolah-sekolah.
Undang-undang tersebut diajukan oleh Partai Viva yang konservatif, UU tentang perlindungan bagi kehidupan dan keluarga.
Di luar dugaan undang-undang tersebut disetujui oleh sebagian besar anggota parlemen, termasuk para pendukung Presiden Alejandro Giammattei.
Pembahasan UU itu telah ditunda sejak 2018 dan masih harus disiarkan di lembaran resmi sebelum diberlakukan.
Hukuman untuk aborsi ditingkatkan dari antara 5 sampai 10 tahun menjadi 25 tahun, kecuali jika aborsi dilakukan karena nyawa sang ibu terancam.
UU itu juga melarang mengajari anak-anak dan remaja tentang keragaman seksual dan ideologi gender serta menetapkan bahwa tidak ada orientasi yang normal selain heteroseksualitas, menurut rancangan UU itu.
Pelaku aborsi di negara ini bisa dihukum penjara maksimal hingga 25 tahun, lama banget ya.
- Perihal Ambang Batas Parlemen: Suara Rakyat Terbuang Sia-Sia
- PSI Tak Usah Memaksakan, Lolos ke Parlemen Justru Menimbulkan Deligitimasi Hasil Pemilu
- Konon Hak Angket Bisa Menjawab Isu Operasi Senyap Meluluskan Partai ke DPR
- Wakil Ketua MPR Dorong Keterwakilan Perempuan di Parlemen Terus Ditingkatkan
- PKN Diprediksi Masuk Parlemen, Gerry: Kami Berjuang Sampai Akhir
- Survei Median: 10 Parpol Ini Diprediksi Masuk Parlemen, Ada PSI dan Partai Gelora