Pelanggaran HAM di Myanmar Makin Brutal, PBB Sampai Terkejut, Kami Juga

Pelanggaran HAM di Myanmar Makin Brutal, PBB Sampai Terkejut, Kami Juga
Warga meletakkan kertas Joss pada peti mati, saat menghadiri pemakaman Khan Nyar Hein, mahasiswa kedokteran berusia 17 tahun yang tewas tertembak aparat keamanan yang melakukan tindakan keras pada unjuk rasa anti-kudeta di Yangon, Myanmar, Selasa (16/3/2021). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/AWW/djo

jpnn.com, YANGON - Pelanggaran berat HAM baru-baru ini di Myanmar merupakan "eskalasi kekerasan yang mengkhawatirkan", kata Kantor HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merujuk pada laporan bahwa pasukan keamanan membunuh dan membakar hidup-hidup sebelas orang, termasuk lima warga di bawah umur.

"Kami terkejut dengan eskalasi pelanggaran HAM yang mengkhawatirkan di Myanmar," kata juru bicara Komisaris Tinggi HAM PBB Rupert Colville dalam konferensi pers pada Jumat (10/12).

"Dalam seminggu terakhir saja, pasukan keamanan telah membunuh dan membakar sampai mati 11 orang --di antaranya lima orang di bawah umur-- dan menabrakkan kendaraan ke pengunjuk rasa yang menggunakan hak mendasar mereka untuk berkumpul secara damai," ujar dia, menambahkan.

Colville mengatakan bahwa lebih dari 10 bulan sejak militer Myanmar menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis, situasi HAM negara itu semakin menurun "dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Kantor HAM PBB memuji "orang-orang yang berani dan tangguh" Myanmar yang memperingati Hari Hak Asasi Manusia pada Jumat, dengan melakukan protes diam universal untuk menentang kudeta yang dilakukan militer.

"Pada dasarnya ada kelompok-kelompok penentang pemerintah yang tampaknya merasa tidak punya pilihan selain mengangkat senjata karena tidak ada dialog, tidak ada resolusi politik terhadap situasi tersebut," kata Colville, ketika ditanya apakah konflik di Myanmar telah berubah menjadi perang saudara.

"Dan militer telah meningkatkan keberadaannya di berbagai bagian negeri dalam beberapa bulan terakhir, yang telah kami tandai."

Pada Selasa (7/12), pasukan milisi diduga menyergap unit tentara Myanmar dengan alat peledak yang dikendalikan dari jarak jauh di Kotapraja Salingyi di wilayah Sagaing, kata PBB.

lebih dari 10 bulan sejak militer Myanmar menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis, situasi HAM negara itu semakin menurun

Sumber antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News