Pembahasan RUU Pilkada Masih Alot

jpnn.com - JAKARTA - Pembahasan final RUU Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ternyata tidak hanya berpolemik seputar pemilihan langsung atau oleh DPRD, tapi juga masalah sistem paket dan politik dinasti. Ketiga hal itu sampai Senin (22/9) malam belum disepakati.
"Memang paketnya belum di sepakati. Jadi ada yang menghendaki satu paket yaitu dipilih kepala daerah dan wakilnya dan ada yang menghendaki kepala daerahnya saja, wakilnya di tentukan kepala daerah terpilih, itu paket dan non paket, masih ada dua opsi," kata Ketua Panja RUU Pilkada, Abdul Hakam Naja di DPR RI, Jakarta, Selasa (23/9).
Diakui Hakam dalam rapat Senin malam ketiga hal itu masih belum ada titik temu. Bahkan, jika Pilkada dilakukan langsung, ada usulan baru supaya pemilukada cukup diselenggarakan satu putaran saja.
"Ada tambahan. Sekarang kan kalau (suara calon) kurang dari 30 persen menjadi dua ronde, semalam ada usulan agar Pilkada itu cukup satu ronde, jadi masih ada opsi yang belum disepakati," jelasnya.
Terkait politik dinasti, Hakam menjelaskan ada fraksi yang menginginkan tidak perlu diatur dalam draft RUU Pilkada, ada yang menginginkan diatur. Misalnya anak dan ayah, kakak adik, suami istri dari imcumbent baru boleh mencalonkan diri setelah satu periode keluarganya tidak menjabat . "Ya menunggu satu periode," tandasnya.(Fat/jpnn)
JAKARTA - Pembahasan final RUU Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ternyata tidak hanya berpolemik seputar pemilihan langsung atau oleh DPRD, tapi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Masukan Buat Prabowo dari Innovation Summit Southeast Asia 2025
- B2W Capai 80 Persen Target Kuartal I 2025, Siapkan Revitalisasi 15 Korwil se-Indonesia
- Hasan Nasbi Mengaku Hubungannya dengan Presiden Prabowo, Mensesneg, dan Teddy Sangat Baik
- Usulan Kubu Tom Lembong, Hadirkan Moeldoko dan Eks Mendag di Persidangan!
- HNW Dukung Rencana Prabowo Ingin Biaya Haji Indonesia Lebih Murah Dari Malaysia
- KSST Klaim KPK Naikkan Status Hukum Dugaan Korupsi Lelang Saham PT GBU