Pembajak Disejajarkan dengan Teroris

Pembajak Disejajarkan dengan Teroris
Pembajak Disejajarkan dengan Teroris
MUMBAI - Bajak laut Somalia yang belakangan ini banyak disebut media nasional dan internasional tak ubahnya seperti teroris. Itulah kesaksian pelaut India yang dua bulan menjadi tawanan kawanan para perompak Teluk Aden tersebut. Kemarin (24/11) empat di antara 18 sandera asal India dilaporkan tiba di tanah kelahiran mereka dengan selamat.

Empat kru MV Stolt Valor itu mengatakan bahwa kapal mereka dibajak sekitar 30 perompak. "Pertama-tama mereka menembakkan RPG (granat berpeluncur roket) dari speedboat ke kapal kami. Tapi, tembakan mereka meleset sekitar 10 atau 15 meter. Mereka lantas naik ke kapal dan melepaskan tembakan lagi," papar Naveed Burombka, salah seorang sandera, dalam jumpa pers di Mumbai kemarin. Kapal Jepang itu langsung berpindah tangan lengkap dengan kru di atasnya, lalu dibawa ke sarang bajak laut. Dia menambahkan, selain RPG, para bajak laut menyandang senjata api otomatis dan pistol pengejut.

Burombka dan tiga rekannya merupakan kloter pertama pelaut India yang diterbangkan kembali ke negara asal. Rencananya, para pelaut yang lain dipulangkan hari ini. Selain 18 kru asal India, kapal niaga tersebut berawak dua pelaut Filipina, seorang Bangladesh dan seorang Rusia. Mereka dibebaskan Sabtu (15/11) setelah uang tebusan USD 2,5 juta (sekitar Rp 29,6 miliar) dibayarkan.

Pengakuan senada dipaparkan Allister Fernandes. Dia menyatakan, bajak laut Afrika itu sama sekali tidak menyembunyikan identitas mereka. Mereka juga selalu mengacungkan senjata terkokang kepada sandera. "Jika kita melawan, mereka bisa langsung menembak. Mereka adalah pecandu obat. Satu-satunya tujuan mereka (membajak) adalah uang," lanjut pria 20 tahun itu. Meski tidak seorang pun yang disakiti secara fisik, para sandera mengaku sangat tertekan secara mental. "Seperti terorisme, pembajakan seperti ini bisa terjadi di perairan mana saja. Bukan hanya di Somalia," tegasnya.

MUMBAI - Bajak laut Somalia yang belakangan ini banyak disebut media nasional dan internasional tak ubahnya seperti teroris. Itulah kesaksian pelaut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News