Pembangkit Listrik Tenaga Hampa di Malang Ciptaan Pria Lulusan SD
Menteri BUMN dan PLN Telah Turut Memesan
Jumat, 27 Juli 2012 – 05:00 WIB
Harga yang dipatok relatif murah. Untuk PLTH berkapasitas 1.000 watt yang menghabiskan biaya pembuatan sekitar Rp 4 juta, Slamet menjualnya sekitar Rp 5 juta. Dia untung Rp 1 juta dengan masa penggarapan alat sekitar tiga hari.
Meski Slamet tak sembarangan melayani pesanan, hasil karyanya toh akhirnya terdengar sampai ke Jakarta. Menteri BUMN Dahlan Iskan telah memesan satu unit berkapasitas 10 ribu watt. "Pak Dahlan sudah telepon saya dan bilang akan berkunjung ke sini bersama direktur Utama PLN (Nur Pamudji)," katanya.
Selain Dahlan, PLN memesan 1.000 unit pembangkit buatan pria kelahiran Lumajang, 9 September 1959, tersebut. Begitu pula Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) yang memesan lima unit serta beberapa perusahaan asing.
Keluhan Slamet mengenai hak paten juga langsung direspons Bupati Malang Rendra Kresna. Rendra berjanji membantu pengurusan hak paten tersebut ke Kementerian Kehakiman, berkoordinasi dengan Universitas Brawijaya Malang.
PLTH (pembangkit listrik tenaga hampa) bikinan Slamet Haryanto mampu bekerja nontop selama 24 jam, asalkan listrik yang dihasilkan terus digunakan.
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor