Pembelajaran Daring, Bukan Pemberian Tugas Secara Online

Pembelajaran Daring, Bukan Pemberian Tugas Secara Online
Ketua Umum IGI M Ramli Rahim berpose bareng Mendikbud Nadiem Makarim di Jakarta, Senin (4/11). Foto: dokumentasi pribadi for JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mendukung program kemendikbud agar siswa belajar di rumah dalam menangkal pandemi virus corona COVID-19.

Namun, pembelajaran online yang diberlakukan sebagian sekolah sangat berbeda dengan yang seharusnya diterapkan. Sebab, metodenya justru membuat stres siswa.

"Pembelajaran daring sebenarnya sangat bagus dan sesuai dengan abad 21. Sayangnya, metode pembelajaran yang dipakai tenaga pengajar malah menyusahkan siswa. Sebab, bukan pembelajaran online tetapi pemberian tugas secara online," kata Ramli kepada JPNN.com, Senin (13/4).

Menurut Ramli, ada perbedaan antara pembelajaran online dengan pemberian tugas melalui media online. Pembelajaran online adalah metode tatap muka antara guru dan siswa melalui dunia maya.

"Jadi pembelajaran melalui platform pendidikan sebenarnya juga bukan sebuah pembelajaran online yang dilakukan oleh sekolah tetapi pembelajaran online yang dilakukan oleh siswa secara mandiri. Bukan oleh sekolah," tegas praktis dan pengamat pendidikan ini.

Itu sebabnya IGI mendorong pembelajaran online yang sesungguhnya.

Di mana interaksi tatap muka antara siswa dengan guru selalu terjadi pada setiap pembelajaran sesuai jam pelajaran yang telah ditentukan.

Ramli mengungkapkan, berdasarkan pantauan IGI, masalah terbesar para dan siswa-siswa dalam pembelajaran online adalah persoalan kuota data yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pembelajaran dunia maya.

IGI dukung kebijakan kemendikbud, namun pembelajaran daring yang diberlakukan sebagian sekolah sangat berbeda dengan yang seharusnya diterapkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News