Pemberantasan Narkoba di Asia Tenggara Dipertanyakan Efektivitasnya

Pemberantasan Narkoba di Asia Tenggara Dipertanyakan Efektivitasnya
Pemberantasan Narkoba di Asia Tenggara Dipertanyakan Efektivitasnya

Seorang pengamat hukum di Australia John Coyne menjelaskan faktor pendorong perdagangan metamfetamin di Asia Tenggara didukung adanya kawasan Segitiga Emas di Myanmar dan Laos.

"Australia dan negara-negara lain memiliki permintaan metamfetamin yang terus-menerus," jelasnya.

UNODC melaporkan tahun lalu sekitar 120 ton metamfetamin dalam bentuk kristal dan tablet disita aparat di Asia Tenggara.

Menanggapi hal itu, John Coyne mengatakan penyitaan sabu di Australia dan Asia Tenggara mencerminkan tingginya tingkat produksi, bukan semakin efektifnya pengawasan narkoba.

Geng-geng motor dilaporkan turut mendorong epidemi sabu di Australia, dan mereka telah memperluas jaringan ke Asia Tenggara.

Juru bicara Kepoolisian Federal Australia (AFP) mengatakan tidak dapat berkomentar soal ukuran atau nilai perdagangan narkoba, namun mengakui adanya "permintaan yang tinggi" di negara ini.

"Sayangnya, Australia jadi tujuan menarik bagi sindikat kejahatan terorganisir untuk mengimpor narkotika karena tingginya keuntungan yang bisa mereka peroleh," katanya.

"AFP bekerja sama dengan mitra di Asia Tenggara untuk menangkap kelompok-kelompok yang mencari keuntungan dari perdagangan narkotika," tambahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News