Pemberontak Libya Dikucuri Dana
Sabtu, 07 Mei 2011 – 06:06 WIB
Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini, tuan rumah pertemuan Roma menyatakan, bersama Prancis telah meminta Uni Eropa untuk mencari jalan keluar atas pemblokiran aset tersebut. "Karena uang itu milik rakyat Libya," tandasnya.
Baca Juga:
Frattini menambahkan, USD 250 juta sudah tersedia untuk bantuan kemanusiaan. Memang jumlah tersebut masih jauh dari utang yang dibutuhkan kelompok pemberontak, yakni USD 3 miliar. Meski demikian, para pemimpin pemberontak Libya menyambut baik langkah tersebut. "Ini adalah awal yang baik," ujar Mahmud Jibril, ketua Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) setelah mengikuti pertemuan Roma.
Jibril menyatakan angka USD 3 miliar tersebut merupakan kebutuhan untuk enam bulan. Dia mengaku tidak sabar untuk menunggu pembukaan blokir atas aset Libya tersebut. "Proses (pembukaan blokir) ini seharusnya dipercepat. Sebab, jika uang tersebut sudah di tangan proses pencapaian target yang sudah disusun dalam peta jalan penyelesaian krisis Libya bisa dengan cepat dilaksanakan," tambahnya.
Rencana untuk mencairkan aset Libya yang diblokir di luar negeri dikecam keras oleh pemerintahan Kadhafi. Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaim menyebut, tindakan tersebut sama saja dengan pembajakan sebuah kapal di samudera luas.
TRIPOLI - Perang melawan loyalis Muammar Kadhafi menguras pundi-pundi keuangan pemberontak Libya. Untuk membantu pemberontak menggulingkan pemerintahan
BERITA TERKAIT
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- Dua Kelompok WNI Bentrok di Korsel, Ada Korban Tewas
- Tidak Main-Main, India Siap Buka Rahasia Industri Pertahanannya demi Bantu Indonesia