Pemberontakan Pertama PKI, Menuntut Indonesia Merdeka

Pemberontakan Pertama PKI, Menuntut Indonesia Merdeka
Suasana di Tanah Merah, Boven Digul, Papua, 1933. Orang-orang PKI yang dibuang ke Digul karena memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, membangun sendiri tempat tinggalnya. Foto milik Louis Johan Alexander Schoonheyt ini koleksi KITLV.

Pihak Belanda dalam Communist Uprisings of 1926-1927 in Indonesia lebih kurang menggambarkan situasi itu sebagai berikut:     

Orang yang siap untuk melakukan aksi datang dari segala penjuru. Di antara mereka terdapat orang-orang yang tidak memiliki tanah, penduduk desa biasa, kepala desa, orang yang agak kaya, dan pemimpin agama. Juga terdapat jumlah besar haji dan jawara.

Digulung Kumpeni

Tak butuh waktu lama bagi Belanda memadamkan api pemberontakan. Setelah menggulung Jakarta, Belanda memusatkan kekuatan militernya sebesar lima kompi infanteri, 100 orang marsose dan kavaleri di bawah pimpinan Overste D. Engelbonner ke Banten.

Lebih kurang sebulan, Jawa selesai. Selanjutnya serdadu kumpeni ke Minangkabau. "Sebanyak 12 kompi dipimpin Mayor Rhenrev menindas pemberontakan yang meletus di Sumatera Barat," papar Busjarie.

Pendeknya, tidak kurang dari 20 ribu orang ditangkap. Jumlah ini banyak sekali, mengingat dalam melakukan aksinya, Belanda bersemboyan; lebih baik salah tangkap seribu orang daripada lolos seorang.

Akhir Desember 1926, Belanda mulai melakukan pemeriksaan. Setelah itu, dari total yang ditangkap, 4.500 orang dibebaskan karena tak dapat bukti kesalahan mereka.

Yang dinyatakan bersalah dijerat pasal-pasal hukum pidana dan dibuang ke Digul. Ada pula yang dihukum mati.

ALMANAK bertanggal 25 Desember 1925. PKI menggelar konferensi nasional di Candi Prambanan. Keputusannya, meladeni  pemerintahan kolonial Belanda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News