Pemda Pasrah Hadapi Harga Gula

Pemda Pasrah Hadapi Harga Gula
Foto: Kaltimpost.net
MEDAN -- Pemerintah, baik pusat maupun  daerah, tampaknya pusing tujuh keliling mencari cara mengerem laju harga gula. Pemprov Sumut misalnya, mengaku pasrah lantaran sebenarnya stok gula yang ada banyaknya dua kali lipat dibanding kebutuhan untuk provinsi itu. Namun, tetap saja harga gula mencapai Rp11 ribu per kilogram. Pemprov mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.

"Jangankan pemerintah daerah, pemerintah pusat saja tidak mampu mengatasi lonjakan karena untuk harga yang menentukan adalah pasaran gula luar negeri," kata Kasi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, Idris Nasution kepada JPNN kemarin.

Seperti para pejabat pusat, dia pun menduga lonjakan harga di karenakan adanya permainan spekulan untuk menaikan harga mengingat meningkatnya pemintaan, sedangkan stok melebihi kebutuhan gula di Sumut. "Saat ini stok kita mencapai 55.000 ton sedangkan kebutuhan untuk Sumatera Utara 25.000 ton per bulan, meski stok banyak kami tidak bisa menekan harga,"katanya.

Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Pendistribusian Gula Sumatera Utara (AP2SU), Anton Panggabean mengakui pihaknya di Sumut hanya sebagai pemasok dan penyalur gula saja di Sumut. Sementara, terkait persoalan harga sudah ditentukan oleh mekanisme pasar. "Seandainya harga dari daerah pemasok tidak tinggi, ya otomatis kami akan menjual murah tidak seperti saat ini. Pasokan banyak harga tinggi kamipun tak mungkin mengurangi harga karena keuntungan yang kami dapat sedikit sekitar Rp100 hingga Rp200 per kilogramnya,"katanya.

MEDAN -- Pemerintah, baik pusat maupun  daerah, tampaknya pusing tujuh keliling mencari cara mengerem laju harga gula. Pemprov Sumut misalnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News