Pemerintah & BI Jagas Inflasi untuk Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Pemerintah & BI Jagas Inflasi untuk Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) 2024, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1). Foto: dok Kemenko Perekonomian

Airlangga menjelaskan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terkendali, tetapi inflasi volatile food (VF) masih cukup tinggi, sedangkan inflasi inti dan administered price (AP) menurun.

Komoditas pangan yang menjadi penyumbang utama inflasi tahun lalu yakni beras (0,53 persen) dan cabai merah (0,24 persen).

Kemudian, berbagai kebijakan intervensi pasar mampu menahan kenaikan harga pangan lebih jauh, di antaranya melalui pemberian bantuan pangan beras kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), BLT El Nino, penyaluran beras SPHP, masifnya operasi pasar murah dan gerakan pangan murah di daerah, dan bantuan biaya logistik melalui fasilitasi distribusi pangan.

“Optimalisasi intervensi pasar tetap menjadi prioritas untuk dilanjutkan di 2024 guna menjaga stabilitas harga pangan, termasuk bantuan pangan maupun BLT Mitigasi Risiko Pangan sebagai kelanjutan BLT El Nino,” terang Menko Airlangga.

Inflasi diperkirakan akan terjaga stabil dan terkendali dalam rentang sasaran di 2024, tetapi beberapa risiko tetap perlu diwaspadai karena dapat memberikan tekanan inflasi.

"Tekanan tersebut terutama berasal fluktuasi harga komoditas global akibat tensi geopolitik maupun fenomena El Nino yang masih berlangsung," Airlangga.

Menurut Airlangga, HLM TPIP menyepakati tujuh langkah strategis untuk konsisten menjaga inflasi IHK dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2024.

Ketujuh langkah strategis dimaksud meliputi Melaksanakan kebijakan moneter dan fiskal, yang konsisten dengan upaya mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh di atas lima persen pada 2024 didukung inflasi yang terkendali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News