Pemerintah Dinilai Tak Serius Jalankan Program B10

Pemerintah Dinilai Tak Serius Jalankan Program B10
Pemerintah Dinilai Tak Serius Jalankan Program B10

Iwa Garniwa menilai, program biodiesel ini ternyata tidak dijalankan secara serius oleh pemerintah.

Iwa melihat ketidakseriusan pemerintah ini  merupakan bukti tidak adanya sense of crisis terhadap ketersediaan BBM khususnya BBM bersubsidi. Padahal, lanjut Iwa, fakta ada di depan mata. Besaran subsidi yang dikeluarkan pemerintah untuk sektor energi terus menggerogoti APBN. Ini bisa dilihat dari APBN-P 2014 yang menetapkan subsidi energi sebesar Rp 350,31 triliun atau membengkak 24% dibandingkan APBN 2014 yang sebesar Rp 282,1 triliun.

Belum lagi defisit neraca pembayaran Indonesia yang terus terjadi sejak tahun 2012. Salah satu penyebabnya adalah masih tingginya impor bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai 500.000  barel per hari. BBM impor ini untuk mencukupi konsumsi BBM di Indonesia yang mencapai 1,5 juta barel per hari. Kondisi ini akan menghentikan pertumbuhan ekonomi yang ujung-ujungnya akan menghambat proses pembangunan di Indonesia.

“Harusnya sejak 2005 silam, sudah dipikirkan kondisi BBM bakalan seperti saat ini dengan berbagai solusi untuk mencegahnya. Jangan seperti sekarang dimana pemerintah panik sehingga solusi yang diambil hanya bersifat parsial saja. Mulai dari pembatasan pembelian solar bersubsidi hingga tidak ada lagi BBM subsidi di rest area jalan tol,” tuturnya.

Jika saja pemerintah serius menjalankan B10 ini, kata Iwa akan menghemat keuangan negara hingga US$3 miliar per tahun. Apalagi jika dilakukan percepatan dari B10 menjadi B20, dapat menghemat anggaran subsidi setidaknya US$6 miliar. “Itu dengan perhitungan jika menggunakan 30-40% biodiesel dari total anggaran BBM bersubsidi,” katanya.

Keseriusan pemerintah ini juga menjadi sorotan Tumiran, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) terutama terkait dengan pelaksanaan B10.

“Terkait B10, memang patut dipertanyakan, apakah pemerintah serius atau tidak. Kalau memang serius, kenapa subsidi BBM tidak menunjukkan penurunan?” ujarnya.

Diakui Tumiran bahwa sejak lama DEN telah mengusulkan pada pemerintah soal BBN sebagai energi alternatif. Komoditas sawit yang melimpah di Indonesia bisa dijadikan solusi yang tepat dan mengurangi ketergantungan impor BBM Indonesia. “Ini sangat bagus akan mengurangi impor BBM. Setidaknya devisa kita tidak tersedot keluar.”

JAKARTA -  Program biodiesel yang digadang-gadang sebagai alternatif solusi mencegah jebolnya BBM subsidi, dinilai tidak dijalankan secara serius

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News