Pemerintah Disarankan Naikkan Harga BBM
Jumat, 22 Juli 2011 – 02:48 WIB
JAKARTA - Nasib BBM bersubsidi hingga saat ini masih gelap. Ditengah keluhan pemerintah dengan makin membengkaknya anggaran subsidi, pemerintah belum juga berani mengambil sikap antara menaikkan atau membatasi bahan bakar subsidi itu.
Pengamat ekonomi UGM, Tony Prasetiantono, menyarankan opsi yang semestinya diambil pemerintah adalah menaikkan harga BBM. "Rekomendasi saya, BBM itu naik, tapi paling Rp 1.000 per liter," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/7).
Kenaikan itu, menurut Tony setidaknya bisa meredam anggaran subsidi yang digelontorkan pemerintah untuk BBM bersubsidi. Dengan kenaikan sebesar itu, minimal angkanya tak sampai melonjak di atas Rp 120 triliun. "Ya, ditahan tidak sampai Rp 125 triliun," katanya. "Jadi, yang paling mendesak sekarang ini persiapan kenaikan harga BBM, nggak mungkin dipertahankan seperti ini terus," tambahnya.
Ia menyatakan pemerintah tak usah terlalu khawatir jika BBM bersubsidi dinaikkan bisa mengerek inflasi, Tony optimistis, tidak akan sampai mengubah laju inflasi di bawah enam persen. "Sekarang inflasi sudah satu persen. Pada akhir Juli nanti inflasi akan satu persen, demikian pula dengan Desember. Jadi, total tiga persen ditambah kenaikan BBM, inflasi akan naik satu persen, sehingga total menjadi empat persen. Kalau ada kenaikan harga BBM Rp 1.000, total inflasi tetap di bawah enam persen," paparnya.
JAKARTA - Nasib BBM bersubsidi hingga saat ini masih gelap. Ditengah keluhan pemerintah dengan makin membengkaknya anggaran subsidi, pemerintah belum
BERITA TERKAIT
- Mengenal Lebih Dekat Pegadaian Lewat Buku Van Leening When History Begins
- MSIG Life Perkuat Komitmen Memberikan Perlindungan Terbaik
- Optimistis, Sri Mulyani Bilang Begini soal Perekonomian Nasional
- Arummi Cashew Milk, Hadirkan Manfaat Susu Berkualitas
- PLN Indonesia Power Siapkan Kebutuhan Listrik Masa Depan
- Konsisten Terapkan Budaya K3, Pertamina Boyong 6 Penghargaan Bergengsi dari WISCA