Pemerintah Evaluasi Importir Gula

Pemerintah Evaluasi Importir Gula
Pemerintah Evaluasi Importir Gula
"Untuk itu kami rasa perlu dilakukan evaluasi, sehingga penugasan tersebut supaya berjalan efektif. Saat ini sedang kita pikirkan, ke depan masih bisa diberikan tidak penugasan tersebut ke PTPN kalau dia selalu gagal melakukan tender. Atau tugas tersebut hanya diberikan ke perusahaan yang mampu," tegasnya.

Harga memang menjadi alasan utama bagi importer terdaftar. Deddy berpendapat, sejak awal harus diketahui secara pasti mengenai neraca gula. Meliputi, kemampuan produksi, jumlah konsumsi sampai kebutuhan impor. Sebab hal itu akan mempermudah dan importer melakukan perencanaan impor. Bahkan negosiasi dengan peserta tender akan lebih leluasa.

"Hal itu jadi jalan keluar untuk tahun ini," ucapnya. Meski demikian lanjut dia perbedaan data mengenai neraca gula kerap menyulitkan untuk melakukan perhitungan dengan akurat. Untuk itu, pabrik gula harus melaporkan angka produksi setepat mungkin. "Angka produksi jangan dibesarkan untuk menghindari impor, tapi ternyata defisit. Malah bahaya lagi kalau harga gula di luar negeri sedang tinggi," kata dia.

Mengenai penurunan bea masuk, kata dia, belum ada kesepakatan untuk itu. Apalagi ketika mengetahui stok di dalam negeri masih mencukupi. Awal bulan lalu stok gula domestik sebanyak 800 ribu-900 ribu ton. Ditakutkan, ketika bea masuk diturunkan dan menambah impor ternyata stok masih besar. "Akhirnya malah mengganggu petani yang akan memasuki musim giling, kalau harga makin drop," kata dia.

JAKARTA - Kementerian Perdagangan berencana untuk mengevaluasi kinerja importir terdaftar gula kristal putih (GKP). Apalagi, sampai sekarang belum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News