Pemerintah Harus Menjamin Standar New Normal Berjalan di Pesantren

Pemerintah Harus Menjamin Standar New Normal Berjalan di Pesantren
Wakil Ketua Baleg DPR Achmad Baidowi ditemui di parlemen, Jumat (21/2/2020/ Foto: Fathra N Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Fraksi PPP di DPR Achmad Baidowi meminta pemerintah memerhatikan pesantren di masa pandemi Covid-19.

Baidowi menjelaskan meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir, pemerintah berencana membuat kebijakan new normal, memulai kehidupan normal baru dengan standar kesehatan dunia seperti memakai masker, jaga jarak dan sering cuci tangan.

Menurut Baidowi, bila hal tersebut dijalankan untuk semua bidang kehidupan masyarakat, maka pondok pesantren juga akan terkena kebijakan tersebut.

"Sebab, pertengahan bulan Syawal (1441 H) sebanyak 28.194 pesantren dengan jumlah santri 4.290.626 orang akan memulai aktivitas pendidikan," kata Baidowi dalam keterangannya kepada media, Rabu (27/5).

Awiek, panggilan akrabnya, menyatakan bahwa bila mengikuti kebijakan new normal, maka pemerintah juga harus menjamin standar new normal berjalan di pesantren.

Padahal, kata dia, infrastruktur maupun tenaga medis di pesantren masih sangat kurang.

Karena itu, Awiek menegaskan, Fraksi PPP juga mengusulkan kepada pemerintah untuk mencarikan skema lain di luar new normal.

Misalnya memfasilitasi materi pendidikan diniyah secara virtual bagi para santri yang disiarkan oleh LPP TVRI maupun LPP RRI, dan bekerja sama dengan vendor telekomunikasi serta menggandeng BANK BUMN Syariah (yang selama ini sebagai tempat setoran dana haji) untuk membantu pembelajaran di pesantren.

Fraksi PPP mengusulkan kepada pemerintah untuk mencarikan skema lain di luar new normal untuk pesantren.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News