Pemerintah Kurangi Subsidi di Tengah Pandemi, Universitas-Universitas Menjerit

Pemerintah Kurangi Subsidi di Tengah Pandemi, Universitas-Universitas Menjerit
Dolar Australia. Foto: ABC.net.au

jpnn.com, CANBERRA - Universitas-universitas di Australia menyerukan kepada pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan biaya dan menambah kuota mahasiswa.

Menteri Pendidikan Australia Dan Tehan pada Juni mengumumkan sebuah rencana untuk mengurangi subsidi pemerintah secara keseluruhan terkait biaya jenjang satu strata dari 58 persen menjadi 52 persen.

Di bawah paket biaya pendidikan yang lebih tinggi itu, biaya untuk jurusan humaniora akan dinaikkan demi menyubsidi 100.000 kursi tambahan di universitas pada 2030 mendatang.

Dalam surat permohonan yang menanggapi usulan perubahan itu, jaringan Universitas Riset Inovatif (IRU), sebuah grup yang terdiri dari tujuh universitas komprehensif di Australia, berpendapat bahwa pemerintah seharusnya merombak kembali biaya-biaya bagi mahasiswa sehingga tidak ada unit yang dikenakan biaya lebih tinggi dari tarif tertinggi saat ini.

Grup itu mengusulkan untuk menaikkan tarif yang lebih rendah bagi jurusan-jurusan siap kerja demi memastikan perubahan itu tetap bersifat budget neutral (tidak berdampak pada bujet), sehingga tidak ada unit yang dikenakan biaya lebih tinggi dibandingkan tarif tertinggi saat ini.

"Saat kami memeriksa sejumlah detail dan model universitas dari periode saat ini hingga 2024, muncul ketidaknyamanan yang semakin kuat bahwa semua dana yang dihemat dihabiskan melalui cara-cara lain," kata surat permohonan yang dirilis oleh Guardian Australia tersebut.

"Laba untuk jurusan-jurusan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (Science, Technology, Engineering, and Math/STEM) dan pertanian seharusnya tidak dikurangi jika lebih banyak lulusan dengan keterampilan tersebut dibutuhkan."

Dalam usulan perubahan besar ketiga, IRU mendesak pemerintah untuk mendukung lebih banyak kuota mahasiswa di universitas.

Universitas-universitas di Australia menyerukan kepada pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan biaya dan menambah kuota mahasiswa.

Sumber Xinhua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News