Pemerintah Masih Bingung Tentukan Pilihan
Opsi Pembatasan BBM Bersubsidi
Jumat, 27 April 2012 – 07:39 WIB

Pemerintah Masih Bingung Tentukan Pilihan
Teknis pembatasan lain yang harus segera dimulai adalah konversi BBM ke bahan bakar gas. Namun, upaya itu membutuhkan waktu lama. Sebab, infrastruktur pendukung seperti pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) harus disiapkan terlebih dahulu. Jero mengatakan, pemerintah pusat telah membuat nota kesepahaman dengan penyedia gas dan para gubernur, bupati, dan walikota untuk mempermudah pemberian izin pendirian SPBG.
Teknis pembatasan BBM bersubsidi yang sudah pasti bisa langsung dilaksanakan baru yang terkait internal pemerintah. Yakni, larangan mobil pelat merah menggunakan BBM bersubsidi. "Mobil pemerintah itu tidak boleh menggunakan premium, semua harus Pertamax," tegas Jero.
Larangan tersebut baru diberlakukan di Jabodetabek. Daerah lain dianggap belum siap karena tidak setiap pom bensin menyediakan Pertamax. Pembatasan subsidi energi lain adalah penghematan listrik di gedung-gedung pemerintahan. Upaya lain adalah larangan penggunaan BBM bagi pembangkit listrik baru.
Jero mengatakan, tanpa pembatasan BBM bersubsidi, anggaran pemerintah pasti jebol. Tahun lalu saja konsumsi BBM bersubsidi mencapai 41,7 juta kiloliter. Padahal, tahun ini kira-kira akan ada tambahan 8 juta motor baru. Juga, akan ada tambahan 1 juta mobil baru. Target kuota 40 juta kiloliter tidak akan tercapai tanpa pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
JAKARTA - Pemerintah akan segera mengumumkan langkah pengendalian bahan bakar minyak (BBM) untuk mencegah melonjaknya subsidi. Presiden Susilo Bambang
BERITA TERKAIT
- Panen Padi 600 Hektare di Karawang, Pramono Sebut untuk Kebutuhan Warga Jakarta
- Nestle Dukung Pendidikan Nasional lewat Dancow Indonesia Cerdas
- Layanan Transfer Antarbank RTOL di JakOne Mobile Kembali Normal
- Harga Pangan Hari Ini Cukup Baik, Mak-Mak Pasti Senang
- LPCK Catat Pra-Penjualan Rp 323 Miliar di Awal 2025, Andalkan Hunian Terjangkau
- Bank Raya Bukukan Laba Bersih Rp 16,92 Miliar, Ini Penopangnya