Pemerintah Mengimpor Beras Saat Musim Panen, Seorang Petani Bereaksi Begini

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah mengalokasikan impor beras sebesar 1 juta ton kepada Bulog. Rencana impor beras itu kini menjadi perbincangan di masyarakat.
Alokasi tersebut terbagi jadi dua, masing-masing 500.000 ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500.000 ton digunakan sesuai kebutuhan Bulog.
Namun, rencana ini tidak mendapat respons dari petani. Anwar (37), seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengaku terpukul lantaran kebijakan itu diputuskan ketika petani sedang menghadapi panen raya.
"Seharusnya diserap bukan diimpor,” ujar Anwar, Jumat, 5 Maret 2021.
Mengenai hal ini, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal mengatakan bahwa selama ini peranan Bulog hanya terfokus pada operator.
“Sedangkan untuk Kebijakan impor ada di Kementerian," singkatnya.
Namun, kata Awaludin, relaisasi serapan beras dari panen raya yang sedang berlangsung saat ini mencapai 41 ribu ton. Sedangkan stok yang ada mencapai 1 juta ton.
Adapun target serapan Bulog tahun ini jumlahnya mencapai 1,45 juta ton.
Seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat bereaksi keras terhadap kebijakan pemerintah memutuskan impor beras sebesar satu ton ketika petani sedang menghadapi panen raya.
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Kepada 4,5 Juta Petani & Salurkan Klaim Rp386 Miliar
- HKTI dan PKTHMTB Bersiap Menanam Sorgum Seluas 100 Hektare