Pemerintah Minta BlackBerry Tempatkan Server di Indonesia

Pemerintah Minta BlackBerry Tempatkan Server di Indonesia
Pemerintah Minta BlackBerry Tempatkan Server di Indonesia
JAKARTA - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) optimis penyelenggara layanan BlackBerry, Research In Motion (RIM) Canada, bakal mengabulkan permintaan pemerintah. Jika tidak, RIM bakal merugi karena omzet BB di Indonesia mencapai Rp 1,8 triliun pertahun.

"Tanpa kita paksapun seharusnya RIM mau menuruti permintaan kita, karena Indonesia adalah pasar yang sangat besar, industri apapun pasti ngiler ingin tetap berada disini," ujar Anggota BRTI, Heru Sutadi saat dihubungi kemarin. Namun begitu, dia menegaskan bahwa pemerintah dan BRTI belum akan mengikuti langkah negara-negara Timur Tengah. BRTI tetap akan mendesak RIM secara persuasif.

Menurut Heru, perputaran uang dari bisnis BlackBerry di Indonesia sangat besar. Sebab saat ini jumlah pengguna layanan ini sudah mencapai 1,5 juta orang, dengan tarif langganan rata-rata 100 ribu, maka omzet yang bisa diperoleh RIM beserta mitranya di Indonesia mencapai Rp 150 miliar perbulan. "Berarti dalam setahun omzet dari bisnis BlackBerry di Indonesia mencapai Rp 1,8 triliun," kata dia.

Dia mengakui bahwa pemerintah dan BRTI memiliki dua permintaan kepada RIM sejak tahun lalu. Yang pertama, pemerintah meminta RIM membangun kantor perwakilan di Indonesia. Alasannya, untuk memudahkan jika ada komplain mengenai layanan BlackBerry dan juga memudahkan koordinasi dengan otoritas telekomunikasi di Indonesia. "Masak omzet bisnisnya sebegitu besarnya, tapi kantor saja nggak punya," ketusnya.

JAKARTA - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) optimis penyelenggara layanan BlackBerry, Research In Motion (RIM) Canada, bakal mengabulkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News