Pemerintah Nunggak Rp 38 Triliun kepada Pertamina

Pemerintah Nunggak Rp 38 Triliun kepada Pertamina
Elia Massa Manik. Foto: Imam Husein/Jawa Pos/JPNN

Konsumsi elpiji tahun ini mencapai 350 ribuan ton per tahun.

’’Rata-rata setahun itu tujuh persen, ini nasional. Sekitar empat tahun ini rata-rata segitu,’’ ujarnya.

Dia mengungkapkan, kenaikan konsumsi tersebut tidak banyak berdampak pada pembengkakan subsidi elpiji yang menjadi Rp 40 triliun.

Selama ini, yang memicu pembengkakan ialah naiknya harga acuan CP Aramco.

’’Sekarang USD 470 per ton, sempat USD 490 per ton. Jadi enggak cukup, makanya hampir dua kali lipat,’’ jelasnya.

Iskandar menuturkan, harga keekonomian elpiji saat ini lebih tinggi daripada harga jual di pasaran.

Dia memerinci, harga keekonomian elpiji saat ini sudah mencapai Rp 10.500 per kg atau Rp 31.500 per tabung.

Namun, karena pemerintah memberikan subsidi, masyarakat hanya dikenai Rp 4.750 per kg atau Rp 14.250 per tabung.

Pemerintah memiliki tunggakan sangat besar kepada PT Pertamina (Persero).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News