Pemerintah Pusat Kurang Mendukung Formula E? Presiden Jokowi Memberi Jawaban Tegas

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri langsung seri kesembilan balapan Formula E di di Jakarta International E-Circuit, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (4/6).
Jokowi sempat melakukan grid walk jelang dimulainya lomba, bahkan menyerahkan trofi untuk pebalap Selandia Baru Mitch Evans yang keluar sebagai juara.
Seusai menyaksikan balapan, orang nomor satu di Indonesia itu menepis anggapan pemerintah pusat kurang mendukung pelaksanaan Jakarta E-Prix 2022.
"Saya kira mulai dari pembangunan sirkuitnya, saya juga turun untuk melihat kesiapan," kata Jokowi kepada wartawan selepas menyaksikan langsung Formula E di Ancol.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu lantas mengungkap berbagai bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap ajang balap mobil listrik Formula E tersebut.
“Kemudian juga, berkaitan dengan barang-barang masuk, bea cukai di Kemenkeu, kemudian juga Kemenparekraf izin-izin dikeluarkan. Itu bentuk dukungan,” paparnya.
Sembari menepis anggapan minimnya dukungan pemerintah pusat, Presiden Jokowi juga menyampaikan harapan agar sirkuit JIEC ke depannya bisa lebih rutin dimanfaatkan dan digunakan untuk menggelar ajang-ajang balap lainnya tanpa harus menunggu Formula E per tahun.
"Ya, lebih baik kalau sebuah sirkuit lebih banyak event-nya, akan lebih produktif dan baik. Kalau bisa setiap minggu ada terus akan lebih baik. Kalau setiap tahun 10-15 kali, kan, lebih baik," ungkapnya.
Presiden Jokowi menepis anggapan pemerintah pusat kurang mendukung Formula E. Jokowi lantas membeber bentuk dukungan pemerintah pusat.
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi