Pemerintah Tak Tahu Ada Shell di Masela

Pemerintah Tak Tahu Ada Shell di Masela
Pemerintah Tak Tahu Ada Shell di Masela
Dirinya juga tidak mengetahui apakah Menteri ESDM telah meminta Inpex menawarkan pengalihan hak partisipasi Blok Masela kepada Pertamina selaku perusahaan migas nasional. Namun, jika Pertamina mau masuk, kata Evita, itu tak jadi masalah.

"Blok Masela ini berbentuk floating LNG yang memang baru pertama kalinya. Sekarang, Inpex sedang menyiapkan teknologinya. Jadi, mereka (Inpex) mencari mitra yang cocok dulu. Nanti, kalau Pertamina mau masuk, bisa-bisa saja," paparnya.

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Muhammad Husen mengungkapkan, ketertarikan pihaknya mengambil 10 persen PI Masela. "Kami berminat karena secara bisnis ke depannya bagus," katanya.

Juru Bicara Pertamina M Harun menambahkan, Pertamina memang baru mempunyai pengalaman mengelola kilang LNG onshore dan belum dalam teknologi floating LNG. Selama ini Pertamina hanya mengelola kilang LNG onshore (di darat) seperti di Arun dan Bontang. Kendati demikian pihaknya tetap berminat memiliki PI di Masela, di Laut Arafura, Maluku itu. Wakil Kepala BP Migas Hardiono mengatakan akan segera membahas pengalihan 30 persen PI Masela dari Inpex ke Shell termasuk keinginan Pertamina dan daerah memiliki 10 persen.

Sesuai PP No 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas, pasal 33 ayat 1 disebutkan, kontraktor bisa mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan kewajibannya kepada pihak lain setelah mendapat persetujuan Menteri ESDM berdasarkan pertimbangan BP Migas.

JAKARTA - Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Evita H. Legowo mengaku belum menerima laporan resmi atas pengambilalihan 30 persen saham Blok

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News