Pemerintah Terbitkan Global Bond Senilai Rp 54 Triliun
Dengan momentum yang cukup menguntungkan itu, penerbitan global bond bisa dilakukan dengan menawarkan bunga cukup rendah, yakni 3 hingga 4,4 persen.
Secara terperinci, global bond itu diterbitkan dalam tiga seri, yaitu seri RI0123 dengan tenor lima tahun USD 1 miliar, seri RI0128 dengan tenor sepuluh tahun USD 1,25 miliar, dan seri RI0148 dengan tenor 30 tahun USD 1,75 miliar.
Global bond tersebut mendapatkan peringkat layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat paling dipercaya investor global, yakni Moody's, Standard & Poor's, dan Fitch Ratings.
Penerbitan global bond itu merupakan yang kali pertama menggunakan format SEC-Registered.
Terpisah, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira menuturkan, implikasi pre-funding sebenarnya kurang bagus jika dikaitkan dengan dampak ekonomi secara makro.
Pertama, pre-funding menimbulkan crowding out effect atau perebutan likuiditas antara jasa keuangan dan pemerintah.
Likuiditas di pasar tersedot ke kantong pemerintah.
’’Akibatnya, untuk mempertahankan dana simpanan, perbankan memberikan bunga yang tinggi kepada nasabah,’’ kata Bhima.
Pemerintah menerbitkan surat utang berdenominasi dolar AS atau global bond senilai USD 4 miliar atau sekitar Rp 54 triliun.
- Versi IndoStrategi, Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Nilai Performa Tertinggi
- Siasat Sri Mulyani untuk Meredam Tarif Resiprokal Amerika Serikat
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Menkeu: Kalau Tunjangan Profesi Lebih Kecil dari Tukin, Kami Tambahkan
- Sri Mulyani Ungkap tak Semua Dosen Terima Tukin, Begini Penjelasannya
- Kabar Gembira tentang Pencairan Tukin Dosen ASN, Alhamdulillah