Pemilih Asal Indonesia Apresiasi Banyaknya Imigran di Jadi Anggota Parlemen Australia

"Masalah lingkungan ini oleh pemerintah sebelumnya seperti tidak dianggap dan ditepis sebagai bukan masalah besar," ujarnya.
"Saya khawatir dengan kehidupan anak-anak saya di masa depan. Persoalan yang ada di halaman kita saja tidak diurus. Kalau bukan kita siapa lagi," tambahnya.
Siklus berganti, warga ingin perubahan
Pria asal Malang (Jawa Timur) Lugas Aprijanto sudah menjadi warga negara Australia sejak tahun 2000 dan sekarang tinggal di Roxburg Park, Melbourne, yang anggota parlemennya berasal dari Partai Buruh.
Menurutnya kemenangan Partai Buruh secara keseluruhan di parlemen sepertinya sudah mengikuti siklus politik perpindahan kekuasaan, karena warga Australia ingin adanya suasana dan perubahan baru.
Dengan kemenangan Partai Buruh, Lugas Aprijanto yang bekerja di bidang telekomunikasi jaringan mengatakan bahwa dari namanya Partai Buruh akan lebih memperhatikan kelompok pekerja.
"Karena saat ini masalah utama di Australia adalah ekonomi terutama karena naiknya harga kebutuhan pokok selama beberapa bulan terakhir," ujarnya.
"Harapan kita tentunya harga-harga kebutuhan pokok bisa menurun. Kalau kita lihat kenaikan harga bagi warga kebanyakan saat ini bisa mencapai 20-30% walau tingkat inflasi resmi tidak setinggi itu," kata Lugas.
"Juga kenaikan upah itu tidak sebanding dengan laju inflasi. Banyak teman-teman yang biasanya tidak pernah mengeluh soal harga, sekarang mengeluh," katanya.
Warga asal Indonesia yang sudah menjadi warga negara Australia juga memberikan suara mereka di pemilu federal hari Sabtu (21/05)
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Menteri Karding Siapkan Strategi soal Lonjakan Pekerja Migran Ilegal ke Myanmar-Kamboja