Pemilih Fokus ke Pilpres, Pileg Cenderung Dilupakan, Rawan Kecurangan

Pemilih Fokus ke Pilpres, Pileg Cenderung Dilupakan, Rawan Kecurangan
Warga menggunakan hak suaranya. Ilustrasi Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

Ferry Mursyidan Baldan, juru bicara BPN Prabowo-Sandi, menganggap pelaksanaan pemilu di Indonesia dihadapkan pada keberagaman. Dari situ, menjadi tugas penyelenggara pemilu bisa mewujudkan pemilu yang jujur dan adil.

”Misalnya soal surat undangan memilih. Ketika sampai tanggal 15 April tidak sampai ke pemilih, wajib dikembalikan. Pertanyaannya, apa betul sudah disampaikan? Karena kalau pemilih tidak punya itu, dia merasa tidak punya hak memilih,” jelasnya.

Menurut Ferry, integritas penyelenggara pemilu juga menjadi penentu hasil akhir pemilu itu sendiri. Saat ini tugas penyelenggara pemilu adalah memastikan adanya kompetisi yang setara. Pada saat pemungutan suara nanti, tugas penyelenggara adalah menjamin pilihan pemilih tidak berubah.

”Pemilih memilih A, sampai di tabulasi akhir harus tetap A. Soal kotak suara yang digunakan untuk menyimpan rekapitulasi suara juga harus ada jaminan. Harus lebih khusus lagi kualitasnya,” tutur dia.

Di tempat yang sama, anggota Fraksi PDIP Effendi Simbolon sepakat dengan pernyataan Adi. Menurut dia, saat ini parpol maupun caleg cenderung menjadi pihak ketiga di pemilu. Pihak yang dominan saat ini justru paslon kontestan pilpres bersama para relawan dan tim sukses.

BACA JUGA: Prabowo Menangis Membaca Surat dari Gendis

”Setelah pendaftaran, seketika juga kita (caleg) jadi pihak ketiga. Orang sekarang tahunya besok itu mau pilpres,” kata caleg dapil DKI Jakarta III tersebut.

Effendi menilai putusan MK terkait pemilu serentak membuat tahun ini menjadi percobaan luar biasa bagi masyarakat Indonesia. Segala dinamika dalam pemilu muncul, ditambah karakter masyarakat Indonesia yang berbeda-beda.

Pemilu pilpres dan pileg serentak, pemilih lebih fokus pada pilpres, kontestasi antara Jokowi dan Prabowo Subianto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News