Pemilik Kebun di Australia Tolak Permintaan Naik Gaji Pemetik Buah

Pemilik Kebun di Australia Tolak Permintaan Naik Gaji Pemetik Buah
Petani mengatakan produktivitas dapat terganggu bila pembayaran tidak benar. (Emilia Terzon)

Para petani menolak permintaan serikat buruh untuk menaikkan jumlah minimum gaji per jam bagi pemetik buah dan pekerja musiman.

Serikat Buruh Australia (AWU) hari Rabu lalu mengumumkan bahwa pihaknya akan mengajukan permintaan ke Komisi Pekerja Adil (FWC) dan memohon untuk mengubah aturan hortikultura demi memastikan bahwa pekerja menerima gaji minimal sebesar A$24,80 (Rp265 ribu) per jam.

Sekretaris nasional AWU, Daniel Walton mengatakan bahwa bukti pemberian upah di bawah standar oleh perusahaan pemasok pekerja telah bertambah dari waktu ke waktu.

Menurutnya, bukti yang ada juga menunjukkan lemahnya perlindungan bagi pekerja sehingga aturan mengenainya harus ditambahkan dalam hukum.

Walau demikian, kelompok advokat petani, FNQ Growers mengatakan, penetapan harga terendah di bawah harga per buah, di mana pekerja dibayar berdasarkan jumlah buah atau sayur yang mereka petik, secara efektif menyamakannya dengan tingkat penghargaannya.

Presiden FNQ Growers yang juga petani mangga, Joe Moro, mengatakan bahwa banyak petani lebih memilih untuk membayar per buah.

"Pada akhirnya, tujuan dari dari pembayaran per buah adalah untuk memberikan penghargaan untuk pekerja yang bekerja paling efisien dengan bayaran yang lebih tinggi, dan upah yang lebih rendah bagi yang tidak efisien," katanya.

"Jadi, menetapkan harga terendah bertentangan dengan tujuan dari menetapkan harga per buah ... dan kami tidak mendukungnya."

Para petani menolak permintaan serikat buruh untuk menaikkan jumlah minimum gaji per jam bagi pemetik buah dan pekerja musiman

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News