Pemilik Kebun di Australia Tolak Permintaan Naik Gaji Pemetik Buah
Ia mengatakan butuh waktu tiga minggu bagi pekerja baru untuk bisa bekerja dengan cepat, dan mempertanyakan mengapa biro pemberi kerja dibayar sangat besar untuk mempekerjakan orang.
"Ada banyak miliarder dalam industri pemberi kerja," katanya.
"Kita harus bertanggung jawab atas risiko mempekerjakan seseorang dan segala bebannya."
Menurutnya, jika serikat buruh ingin agar upah minimum diberlakukan, diperlukan adanya bantuan pemerintah dengan pelatihan.
Photo: Di West mengatakan nilai pembayaran minimal dapat membebankan petani dan menaikkan harga pembeli. (ABC Rural: Jennifer Nichols)
Di mengatakan, dengan upah per buah, pekerja yang lebih cepat dapat memperoleh A$40 (Rp400 ribu) per jam, dan ia telah menjanjikan pada pekerjanya bahwa bila mereka akan mendapatkan kenaikkan gaji ketika sudah bekerja cepat.
"Ketika melihat seseorang dengan antusiasme dan usaha, saya akan memberi penghargaan," katanya.
"Dengan menunjukkan hal ini di depan semua pekerja, mereka akan belajar bahwa yang bekerja keras akan mendapatkan insentif, sehingga mereka akan bekerja dengan baik."
Para petani menolak permintaan serikat buruh untuk menaikkan jumlah minimum gaji per jam bagi pemetik buah dan pekerja musiman
- Perbanyak Petani Milenial, Kementan Ingin Genjot Produksi Pangan
- Kementan Komitmen Suskseskan UPPO-Biogas, Konservasi Air, hingga Modernisasi Pertanian
- Pakar Minta Pemerintah Waspadai Bencana Ekstrem 32 Tahunan
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?
- Polda NTT Periksa 6 WNA Asal Tiongkok
- Sumedang jadi Percontohan Pengembangan Program HDDAP, Siapkan Kembangkan Cabai