Pemilik Kebun di Australia Tolak Permintaan Naik Gaji Pemetik Buah

Ia mengatakan butuh waktu tiga minggu bagi pekerja baru untuk bisa bekerja dengan cepat, dan mempertanyakan mengapa biro pemberi kerja dibayar sangat besar untuk mempekerjakan orang.
"Ada banyak miliarder dalam industri pemberi kerja," katanya.
"Kita harus bertanggung jawab atas risiko mempekerjakan seseorang dan segala bebannya."
Menurutnya, jika serikat buruh ingin agar upah minimum diberlakukan, diperlukan adanya bantuan pemerintah dengan pelatihan.

Di mengatakan, dengan upah per buah, pekerja yang lebih cepat dapat memperoleh A$40 (Rp400 ribu) per jam, dan ia telah menjanjikan pada pekerjanya bahwa bila mereka akan mendapatkan kenaikkan gaji ketika sudah bekerja cepat.
"Ketika melihat seseorang dengan antusiasme dan usaha, saya akan memberi penghargaan," katanya.
"Dengan menunjukkan hal ini di depan semua pekerja, mereka akan belajar bahwa yang bekerja keras akan mendapatkan insentif, sehingga mereka akan bekerja dengan baik."
Para petani menolak permintaan serikat buruh untuk menaikkan jumlah minimum gaji per jam bagi pemetik buah dan pekerja musiman
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas