Pemilik Kebun di Australia Tolak Permintaan Naik Gaji Pemetik Buah

Pemilik Kebun di Australia Tolak Permintaan Naik Gaji Pemetik Buah
Petani mengatakan produktivitas dapat terganggu bila pembayaran tidak benar. (Emilia Terzon)

"Saya tidak menuduh semua orang melakukan hal yang sama, namun ketika ada situasi saat negara bagian memiliki aturan berbeda atau tidak ada aturan sama sekali terkait perusahaan pemasok tenaga kerja, ada celah untuk eksploitasi."

Menurutnya, cara mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan skema izin mempekerjakan buruh nasional.

Walau AWU mengatakan bahwa ketaatan dan eksploitasi "tidak dipedulikan" dalam industri hortikultura, Nathan sangat berhati-hati.

"Ada banyak, banyak orang di luar sana yang bekerja dengan senang hati di bidang hortikultura dan perkebunan, bekerja dengan bayaran per jam atau per buah, dan tetap mau bekerja sebab dibayar sebagaimana mestinya," katanya.

"Malah, mereka dibayar dengan sangat baik."

Beban bayaran minimum

Di West, sebuah kebun stroberi kecil di Sunshine Coast, mempekerjakan sekitar enam karyawan tetap dan 120 karyawan musiman di musim dingin dan semi.

Ia yakin bahwa bayaran minimum per jam akan menimbulkan beban tidak adil bagi petani, sehingga berdampak pada kenaikan harga bagi pembeli.

"Jika saya melihat seseorang yang datang dan tidak tertarik untuk bekerja, dan hanya datang demi memenuhi kewajiban pada biro pekerjaan atau alasan lainnya, saya tidak merasa harus mensubsidi mereka karena mereka tidak terlihat antusias," katanya.

Para petani menolak permintaan serikat buruh untuk menaikkan jumlah minimum gaji per jam bagi pemetik buah dan pekerja musiman

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News