Pemilu Thailand: Junta Militer Jegal Oposisi dengan Kasus Usang

Pemilu Thailand: Junta Militer Jegal Oposisi dengan Kasus Usang
Grafiti bertuliskan "VOTE" muncul di Bangkok jelang pemilu pertama Thailand sejak junta militer mengambil alih kekuasaan pada 2014. Foto: Reuters

jpnn.com, BANGKOK - Junta militer berusaha menjegal langkah Thanathorn Juangroongruangkit menuju parlemen. Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO) mengajukan gugatan terhadap ketua Future Forward Party itu.

Daddy -sapaan Juangroongruangkit- dituding menghasut massa dan memicu kerusuhan dalam aksi antijunta militer 2015. Sabtu (6/4) dia diminta datang ke kantor Kepolisian Bangkok untuk mendengar dakwaan. "Kasus ini dilandasi motif politik," tegas Daddy kemarin, Kamis (3/4) seperti dikutip AFP.

BACA JUGA: Jangan Ditiru Ya, Kecurangan Petahana di Pemilu Thailand Parah Banget

Penyidik kepolisian Charoensit Jongitthi mengungkapkan, Daddy bakal dijerat dua dakwaan. Namun, dia tidak mengungkapkan detailnya. Yang jelas, jika terbukti bersalah, Daddy bisa mendekam setidaknya tujuh tahun di dalam penjara.

Daddy menjadi sorotan internasional setelah partainya meraup cukup banyak kursi dalam pemilu 24 Maret lalu. Perolehan suaranya masuk tiga tertinggi.

Ini bukan kasus pertama yang membelit Daddy. Sebelumnya, dia diselidiki karena melanggar UU Kejahatan Komputer.

Dia dituduh menyebarkan informasi palsu saat melakukan diskusi untuk mengkritik junta militer via Facebook Live tahun lalu. (sha/c5/dos)


Junta militer berusaha menjegal langkah Thanathorn Juangroongruangkit. Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban mengajukan gugatan terhadap ketua partai oposisi, Future Forward Party itu


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News