Pemilu, Warga Mesir Terbelah

Pemilu, Warga Mesir Terbelah
Pemilu, Warga Mesir Terbelah
KAIRO - Untuk kali pertama pasca pemerintahan Hosni Mubarak, Mesir menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) legislatif. Kemarin (28/11) sekitar 17 juta pemilih terlibat dalam pemungutan suara putaran pertama yang direncanakan berlangsung dua hari tersebut. Tingkat kehadiran warga pun cukup tinggi.

 

Meski aksi protes anti pemerintah masih membayangi, jutaan warga dewasa tampak antusias memberikan suara masing-masing dalam pemilu kali ini. Antrean panjang pun terlihat di hampir seluruh tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di seantero Mesir. Kendati TPS baru buka pada pukul 08.00 waktu setempat (sekitar pukul 13.00 WIB), ribuan warga rela mengantre sejak subuh hanya supaya menjadi yang pertama.

?Saya memilih demi kemerdekaan. Selama ini, kami hidup dalam perbudakan. Kini saatnya keadilan dalam kemerdekaan bertakhta," ujar Iris Nawar dari TPS Maadi yang terletak di pinggiran ibu kota. Meski usianya sudah 50 tahun, pria tersebut mengaku baru kali ini bisa menggunakan hak pilih. Maklum, pada era Mubarak, pemilu tak diselenggarakan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Kemarin sebagian pemilih mengajak anak-anak mereka ke TPS. Mereka sengaja melakukan itu untuk mengenalkan demokrasi sejak dini kepada anak-anak tersebut. Pada pemilu legislatif putaran pertama kemarin, warga tak hanya memilih partai. Melalui kertas suara, para pemilih juga wajib memilih calon legislatif untuk wilayah masing-masing.

KAIRO - Untuk kali pertama pasca pemerintahan Hosni Mubarak, Mesir menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) legislatif. Kemarin (28/11) sekitar 17

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News