Pemilu, Warga Mesir Terbelah

Pemilu, Warga Mesir Terbelah
Pemilu, Warga Mesir Terbelah
Secara umum, pemilu berjalan lancar. Sayang, antrean yang panjang memantik konflik di beberapa TPS. Para pemilih yang tak sabar untuk memberikan suara terlibat adu mulut dengan aparat. "Jika kalian sabar menanti selama 30 tahun untuk terlibat dalam pemilu ini, mengapa kalian tak sabar hanya menunggu beberapa jam" keluh seorang personel militer yang berjaga.

Pemilu pertama Mesir pascarevolusi sipil tersebut bakal berlangsung sampai sekitar Maret mendatang. Sebab, pemilu berlangsung tiga putaran. Putaran pertama yang dimulai kemarin bertujuan memilih parlemen lokal dan akan berakhir awal Januari nanti. Karena banyaknya pemilih, jadwal pada sembilan provinsi di Mesir tak sama. Tiap-tiap provinsi diberi waktu dua hari untuk menghelat pemilu lokal.

Selanjutnya, putaran kedua akan berlangsung mulai awal hingga akhir Januari. Pada putaran kedua tersebut, warga bakal memilih 498 anggota majelis rendah. Pemilihan akan dilakukan secara voting di parlemen. Begitu anggota majelis rendah terpilih, pemilu berlanjut ke putaran terakhir. Yakni, memilih 390 anggota majelis tinggi. Konon, putaran ketiga baru akan berakhir Maret nanti.

 

Warga Mesir yang kemarin antusias menyambut pemilu sebenarnya terbelah menjadi dua. Di satu sisi, warga menginginkan pemerintahan islami yang berpatokan pada hukum syariat. Tetapi, sebagian warga yang lain menginginkan pemerintahan liberal di tangan pemimpin sipil. "Kami sudah terlalu muak kepada militer. Tugas mereka adalah menjaga keamanan, tidak mengurusi pemerintah," kata Salah Radwan dari Abdeen.

KAIRO - Untuk kali pertama pasca pemerintahan Hosni Mubarak, Mesir menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) legislatif. Kemarin (28/11) sekitar 17

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News