Pemprov DKI Ngotot Terapkan Contra-Flow Busway

Dikritik Karena Rawan Macet dan Kecelakaan Celaka

Pemprov DKI Ngotot Terapkan Contra-Flow Busway
Pemprov DKI Ngotot Terapkan Contra-Flow Busway
Namun anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, S Andika menolak ide penerapan sistem contra flow. Menurut politisi partai Gerindra ini, sistem ini sangat tidak tepat. Sebab, jika contra-flow diterapkan maka akan terlalu berisiko dan rawan kecelakaan.

Andika mengatakan, masih banyak sistem lain yang lebih tepat daripada sistem contra-flow seperti peninggian separator jalur busway. Sebab, penyebab utama penerobosan jalur busway adalah kurang tingginya separator. Apabila separator ini ditinggikan hingga mencapai batas maksimal yang tidak bisa diterabas, bisa dipastikan tidak akan ada lagi peneroboan di jalur busway.

Kemudian, Pemprov DKI juga bisa memperbanyak portal otomatis pada setiap koridor transjakarta. Sebab, jumlah portal pada jalur busway saat ini masih jauh dari cukup. Berdasarkan data, saat ini baru terdapat 25 portal otomatis yang terpasang di lima koridor bus transjakarta. Ke-25 portal tersebut tersebar di koridor II di Galur.

Koridor III di Dispenda, Jembatan Gantung, Indosiar, dan Sumber Waras. Koridor IV di Pramuka BPKB, Utan Kayu, TL By Pass, dan Pasar Genjing. Koridor V di Slamet Riyadi, Kramat Sentyong, Matraman, Salemba Carolus, dan Salemba UI. Koridor V di SMK 57, Jatipadang, Pejaten, Buncit Indah, Warungjati, Imigrasi, Durentiga, TL 78, TL Tendean, danKuningantimur. (ind/aak/rul/wok)


JAKARTA - Meski banyak menuai kritik, Pemprov DKI Jakarta ngotot ingin menerapkan sistem contra flow busway atau laju berlawanan arah bagi bus Transjakarta.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News