Pemred Obor Rakyat Heran Tabloidnya Disebut Kampanye Hitam

Pemred Obor Rakyat Heran Tabloidnya Disebut Kampanye Hitam
Pemred Obor Rakyat Heran Tabloidnya Disebut Kampanye Hitam

jpnn.com - JAKARTA - Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setyardi Budiono merasa heran tabloid yang dibuatnya disebut sebagai kampanye hitam. Menurutnya, Obor Rakyat merupakan karya jurnalistik biasa.

"Saya justru terheran-heran ada pihak-pihak yang menganggap ini kampanye hitam. Kalau teman-teman lihat Ini adalah karya jurnalisitik biasa, ini sebuah tabloid yang biasa-biasa saja," kata Setyardi dalam diskusi "Hitam Putih Kampanye" di Cikini, Jakarta, Sabtu (14/6).

Setyardi menyatakan, berita yang dimuat dalam tabloid Obor Rakyat berdasarkan fakta. Apabila ada yang menganggap isi pemberitaan itu salah, lanjut dia, pihak yang merasa dirugikan bisa melakukan klarifikasi.

"Contoh, kenapa Obor Rakyat berpendapat Bapak Jokowi capres boneka? Kenapa Obor Rakyat menyebut Pak Jokowi tidak amanah, ingkar janji ke rakyat Jakarta. Saya secara tegas di cover depan ada 108 caleg non muslim di PDIP untuk kursi DPR. Kenapa dipersoalkan? Itu selain fakta adalah pendapat redaksi," ucap Setyardi.

Setyardi menambahkan, Obor Rakyat‎ adalah sebuah produk pers yang secara hukum dilindungi undang-undang. Di UU Pers, kata dia, dijelaskan bahwa salah satu fungsi pers adalah menyebarluaskan opini.

"Jadi UU mengakui dan melindungi setiap warga negara untuk menyebarkan opini lewat produk pers. Saya menganggap Obor Rakyat‎ ini adalah sebuah produk pers yang secara hukum dilindungi UU," tandas Setyardi. (gil/jpnn)


JAKARTA - Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setyardi Budiono merasa heran tabloid yang dibuatnya disebut sebagai kampanye hitam. Menurutnya,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News