Pemuda Kristen Inginkan Pemilu Jauh dari Gejolak

jpnn.com - JAKARTA - Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) mengharapkan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 bisa berlangsung aman, lancar dan tanpa gejolak. Sebab, pemilu kali ini merupakan masa krusial dalam proses pergantian kepemimpinan nasional.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GAMKI, Michael Wattimena mengatakan, jangan sampai perta demokrasi justru memunculkan gesekan dan konflik. Hal itu disampaikan Michael saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II GAMKI di Hotel Mariat, Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (10/1), sebagaimana rilis DPP GAMKI ke JPNN.

Michael mengatakan, sejumlah kader GAMKI juga tersebar di berbagai partai politik dan tengah berkompetisi untuk menduduki kursi legislatif. Namun, kata politisi Partai Demokrat itu,  jangan sampai perbedaan yang ada justru memicu ekses negatif.

"Dua agenda besar itu (pileg dan pilpres, red) selayaknya disambut dengan sikap dan jiwa kebangsaan dan kenegarawanan untuk mencegah terjadinya ekses negatif yang mengganggu ikut kehidupan berbangsa," ucap Michael.

Michael menambahkan, meski dirinya berkiprah di PD namun tetap harus bisa mengakomodasi para pengurus GAMKI yang muncul dari berbagai latar belakang politik. "Sebagai ketua harus bisa memahami dan mengilhami karakter yang ditunjukkan anggotanya," ucapnya.

Sedangkan Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Karel Phil Erari yang hadir pada Rakernas II GAMKI mengatakan, pileg yang digelar 9 April nanti merupakan momentum penting bagi perjalanan bangsa ke depan. Karel pun berharap para pemuda Kristen juga mengambil peran. "Saya berharap anggota GAMKI yang mengikuti pemilu legislatif mampu berkompetisi," ujarnya.

GAMKI sengaja memilih Sorong sebagai lokasi rakernas. Alasannya, hal itu untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya Jawa.

Pada kesempatan itu, Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun yang tampil sebagai salah satu pembicara juga mengomentari soal pentingnya agenda nasional dilaksanakan di wilayah Indonesia Timur agar tidak terfokus di Pulau Jawa sekaligus untuk melihat realitas di Indonesia Timur. Menurutnya, Provinsi Papua dan Papua Barat sebenarnya memiliki posisi tawar tinggi karena kaya sumber daya alam.