Pemuda Muslim Indonesia Melihat Perbedaan Islam di Australia

"Mereka mengatakan pemerintah Australia dan masyarakatnya banyak mendukung pembangunan masjid, lantas mengapa di Indonesia kita mempermasalahkan jika ada yang membangun gereja?"
"Di Australia juga tidak ada menteri agama, sehingga negara tidak terlalu mencampuri urusan keagamaan, seperti ke-Islaman, sehingga bisa lebih mengekspresikan diri seperti pakai cadar atau berjanggut."
Shaffira berpendapat mungkin karena mayoritas warga Indonesia beragama Islam, sehingga mereka menerima keadaan sebagai Muslim begitu saja.
"Sementara mereka disini harus lebih berjuang dan lebih memiliki visi dan misi untuk memberikan sesuatu kembali pada masyarakat," kata Shaffira.
Perceraian jadi topik hangat
Salah satu topik yang menjadi perhatian para peserta pertukaran pemuda Muslim ini adalah soal perceraian di kalangan Muslim Australia.
Meski para perserta mengaku terkesan dengan kiprah perempuan Muslim yang sangat aktif berkontribusi di masyarakat, mereka cukup terkejut jika perempuan Muslim di Australia tidak bisa menggugat cerai, sebelum mendapat izin dari imam.
"Saat kita berbincang dengan perempuan Muslim disini, mereka mengaku masih alami kesulitan untuk mengajukan perceraian kepada imam," ujar Fadhliani, yang sering dipanggil Yani.
"Sementara di Indonesia ada pengadilan agama, sehingga perempuan juga bisa ajukan bercerai."
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina