Pemuda Muslim Indonesia Melihat Perbedaan Islam di Australia
Sementara Shaffira mengatakan pencampuran beragam identitas membentuk sebuah pribadi yang unik.
"Mereka mengedepankan identitas Muslim yang kuat, karena mungkin secara nasionalisme kurang kuat dibandingkan dengan identitas Muslimnya yang lebih menonjol," ujarnya
"Yang berkesan bagi saya, perempuan-perempuan ini sejak kecil sudah dididik berani berbicara, pintar, karena mereka memang dibentuk untuk menjadi suara bagi komunitas Muslim yang minoritas."
Photo: (Kiri ke kanan) Syahruddin dan Syahrul didampingi Rowan Gould dari Muslim Exchange Program saat berbincang di kantor ABC Melbourne. (ABC News, Erwin Renaldi)
Tantangan jadi minoritas
Tapi Firoh menilai memiliki identitas budaya dari negara lain membuat setiap individu menghadapi tantangan yang berbeda dalam waktu bersamaan.
"Di satu sisi mereka terbentur saat berhubungan dengan komunitas negara asalnya yang mengusung perspektif Islam tradisional dan di sisi lain ia juga menjadi komunitas minoritas yang juga menjadi korban Islamophobia," jelasnya.
Firoh menganggap komunitas Muslim di Australia hebat dan lebih kuat karena perlu memperjuangkan lebih identitas Muslimnya dibanding di Indonesia.
Ia juga mengaku telah mempelajari soal kebebasan beragama di Australia dan bagaiman bisa mengimplementasikannya di Indonesia dalam memperlakukan minoritas.
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23