Pemuda Ogah ke Sawah, Produksi Pangan Turun

jpnn.com - JAKARTA--Menurunnya produksi pangan di daerah, salah satu pemicunya karena minat generasi muda untuk bertani berkurang. Para pemuda lebih memilih bekerja di sektor lain ketimbang berkutat di sawah.
"Ada banyak kendala dalam meningkatkan produksi pangan. Salah satunya kurangnya minat generasi muda untuk bertani. Generasi muda memilih bekerja jadi auditor, pertambangan, dan lain-lain. Padahal pertanian merupakan sektor primer bangsa," ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Suswono dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (17/6).
Untuk menggarap lahan, lanjutnya, bisa menggunakan alat mesin pertanian. Namun untuk teknologi pembenihan, pemupukan, penangkaran, pascapanen dibutuhkan tenaga generasi muda.
"Kalau semua sudah beralih ke sektor lain, bagaimana bisa pertanian kita bisa maju. Karena itu, Kementan dalam pengajuan formasi CPNS selalu meminta aparatur untuk tenaga teknis di lapangan. Di samping menambah tenaga harian lepas," terangnya.
Ditambahkan politisi PKS ini, selain kurangnya minat generasi muda, kendala lain dalam peningkatan produksi pangan adalah infrastruktur pertanian yang minim, benih dan pupuk kurang, serta sempitnya lahan pertanian. (esy/jpnn)
JAKARTA--Menurunnya produksi pangan di daerah, salah satu pemicunya karena minat generasi muda untuk bertani berkurang. Para pemuda lebih memilih
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Borong Saham MBMA, Boy Thohir Ungkap Alasannya
- Panen Padi 600 Hektare di Karawang, Pramono Sebut untuk Kebutuhan Warga Jakarta
- Nestle Dukung Pendidikan Nasional lewat Dancow Indonesia Cerdas
- Layanan Transfer Antarbank RTOL di JakOne Mobile Kembali Normal
- Harga Pangan Hari Ini Cukup Baik, Mak-Mak Pasti Senang
- LPCK Catat Pra-Penjualan Rp 323 Miliar di Awal 2025, Andalkan Hunian Terjangkau