Penambang di Mimika Ditemukan Gunakan Merkuri

Penambang di Mimika Ditemukan Gunakan Merkuri
Penambang di Mimika Ditemukan Gunakan Merkuri
Deda yang didampingi Kasie Pengamatan Teknis K3 Pertambangan, Andi Surahman, mengatakan berdasarkan laporan dari warga setempat, penggunaan merkuri di kalangan pendulang setempat sudah berlangsung cukup lama.

Dimana untuk Distrik Mimika Barat Jauh, kata dia, penggunaan merkuri sudah berlangsung sejak tahun 2007 sampai sekarang. Sementara Distrik Mimika Barat Tengah, khususnya Kampung Kipia, penggunaan merkuri oleh pendulang setempat sejak tahun 2010 hingga sekarang.

Berdasarkan laporan warga, lanjut Deda, pemasok merkuri adalah oknum pengusaha dari Timika yang datang menjual kepada warga setempat dengan harga Rp10 ribu per cc  merkuri. Dimana biaya merkuri tersebut langsung dipotong dengan emas para pendulang.

“Pengusaha ini mereka langsung potong biaya merkuri ini, karena pengusaha itu tidak mau membeli emas kotor atau yang belum dipisahkan dari pasir. Jadi   pendulang itu  terpaksa harus membeli merkuri,” ungkap Deda yang juga mantan Kadistrik ini.

Akibatnya, lanjut Deda, para pendulang terpaksa harus menggunakan merkuri. Sehubungan dengan adanya penggunaan itu, lanjut dia, laporan dari kepala kampung di sana dampaknya mulai dirasakan warga setempat. Diantaranya,  menurut laporan dari kepala kampung, akibat penggunaan merkuri tersebut mengakibatkan dua anak yang lahir, cacat.

TIMIKA - Pendulang di daerah pesisir pantai Kabupaten Mimika, tepatnya di Kampung Umar Ararau, Distrik Mimika Barat Jauh, dan Kampung Kipia, Pronggo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News