Pendanaan Proyek Listrik Terbelit Kasus Merpati

Kirim Tim Negosiasi ke Tiongkok

Pendanaan Proyek Listrik Terbelit Kasus Merpati
Pendanaan Proyek Listrik Terbelit Kasus Merpati
Namun, kondisi keuangan Merpati saat ini tidak memungkinkan untuk membeli 15 pesawat tersebut, apalagi Merpati kini tengah menjalani program restrukturisasi dengan menjadi pasien PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Karena itu, Departemen Keuangan dan Kementerian BUMN meminta agar kontrak pembelian yang sudah ditandatangani tersebut dinegosiasi ulang.

     

Purnomo mengatakan, kasus itulah yang dijadikan alasan oleh perbankan Tiongkok untuk menghentikan pencairan pinjaman kepada PLN. "Mereka bilang akan menyelesaikan pendanaan jika Indonesia juga menyelesaikan dulu masalah Merpati. Karena itu, kita kirim tim negosiasi ke sana," terangnya.

     

Macetnya pendanaan dari Tiongkok memang mengancam keberlangsungan mega proyek PLTU 10.000 MW. Dirut PT PLN Fahmi Mochtar mengatakan, saat ini, pekerjaan fisik proyek sudah terkontrak, sehingga kelancaran proyek memang sangat tergantung pada pendanaan itu.

     

Namun demikian, Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi (LPE) Departemen ESDM J. Purwono tetap optimistis target pengoperasian tiga pembangkit yang masuk dalam program PLTU 10.000 MW tetap berjalan sesuai jadwal. Tiga embangkit yang dijadwalkan beroperasi tahun ini adalah PLTU Labuan (2 x 315 MW), PLTU Indaramayu (3x330 MW), dan PLTU Rembang (3x315 MW). "Kalau tiga proyek itu masih akan on schedule (sesuai jadwal, Red)," katanya.

JAKARTA- Pemerintah akhirnya buka suara soal macetnya kucuran pinjaman dari perbankan Tiongkok untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News