Pendapat WNI di Australia dan Selandia Baru Mengenai Debat Capres

Leopold Sudaryono, mahasiswa PhD di Australian National University di Canberra

Untuk topik semalam, bagi pemilih rasional dan terbiasa dengan debat kandidat yang berkualitas, keduanya sebenarnya tidak cukup benar-benar meyakinkan.
Saya melihat debat kemarin itu antara "orang yang kurang mengerti" (yaitu kubu Jokowi-Ma'ruf Amin) VS "oang yang tidak perduli"(Prabowo-Sandiaga Uno).
Saya mungkin bias, karena dulu pernah menjadi pengacara Kontras, tapi dari putaran pertama ini Jokowi sedikit lebih baik presentasinya tentang integritas.
Untuk sub-topik korupsi dan hukum, pentingnya pembenahan sistem untuk memperkuat integritasm bagi pemilih rasional, langkah yang disampaikan Jokowi lebih beresonansi
Untuk topik HAM, secara substansi sebenarnya Jokowi kurang kuat, tapi dia bisa menekankan apa yang sudah dilakukannya.
Debat pertama hari Kamis malam akan dilanjutkan dengan empat debat berikutnya sampai pada hari pemilu dan pemilihan presiden tanggal 17 April 2019.
Debat kedua yang akan dilakukan tanggal 17 Februari akan membahas masalah energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, lingkungan hidup.
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM